Rabu, 12 Mei 2010

Tinjauan Hukum Transaksi Elektronik

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), disebutkan bahwa transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer atau media elektronik lainnya. Pada transaksi jual beli secara elektronik ini, para pihak yang terkait didalamnya, melakukan hubungan hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk perjanjian atau kontrak yang juga dilakukan secara elektronik dan sesuai ketentuan Pasal 1 angka 17 UU Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), disebut sebagai kontrak elektronik yakni perjanjian yang dimuat dalam dokumen elektronik atau media elektronik lainnya. download file pptx lengkapnya disini atau yang berbentuk pdf file disini

Selasa, 23 Maret 2010

E-Learning vs Ruang kelas


E-learning (electronic learning) sebuah metode pembelajaran jarak jauh yang menggunakan internet sebagai medianya. Pembelajaran system e learning menjadi suatu kelas trsendiri di kalangan universitas-universitas. Belum begitu banyak universitas yang menggunakan metode ini. Berhubung dengan sumber daya yang harus memenuhi. Pembelajaran system ini biasanya dilakukan oleh dosen dosen di universitas terkemuka. Biasanya dikarenakan kesibukan dari dosen bersangkutan. Metode e-learning ini tentunya banyak digemari oleh para mahasiswa serta dosen dosen. Hal ini dikarenakan metode tersebut jelas lebih praktis dan efisien. Metode pembelajaran ini tidak membutuhkan tatap muka antara dosen dan mahasiswa. Para mahasiswa hanya diwajibkan duduk di depan laptop atau computer dan terkoneksi dengan internet. Dosen disini hanya berfungsi sebagai mediator, fasilitataor dan motifator. Dan dosen hanya memberikan tugas serta modul kuliah fia email. Memang banyak keuntungan dari system pembelajaran via e-learning ini. Karena dengan metode ini pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. selain itu juga menghemat banayk waktu dan tenaga, karena mahasiswa dan dosen tidak perlu repot-rept dating ke kampus untuk mengikuti rutinitas perkuliahan.
Namun dari ssekian banyak hal positif dari e-learning tentu pula ada dampak negative dari hal tersebut. Siklus tatap muka yang ada di kelas tradisional yang kita anut sekama ini jelas tidak berlaku untuk system e-learning. Sehingga sifat kekeluargaan antara para mahasiswa serta dosen itu sendiri jelas tidak akan muncul. Komunikasi antara mereka pun sangat minim, padahal kita tau komunikasi langsung sanggat kita butuhkan. Selain itu kadang amhasiswa tidak tau siapa dosennya sehingga mahasiswa kurang menghormati dosen tersebut

Ketika Sebuah Teknologi Berperang Dengan Tradisi


Sistem Informasi, ya mungkin sebagian dari anda masih asing dengan kata tersebut. Walaupun saya yakin anda telah bersahabat dan bergelut dengan “SISTEM INFORMASI”. Namun disini saya tidak akan membahas tentang apa itu sitem informasi. Tapi saya akan membahas tentang bagaimana system informasi itu sendiri berjalan di masyarakat dan hal-hal yang timbul karenanya.
Tak dapat dipungkiri bahwa sebuah system informasi dapat membantu puluhan bahkan ratusan tugas manusia. Tapi dibalik semakin beranekaragamnya system informasi yang muncul dan berkembang makin tergusurlah tradisi-tradisi penduduk Indonesia. Alhasil dari segi teknologi kita makin berkembang sangat pesat namun dari segi psikis kita merosot jauh dan sangat tajam, sangat tak imbang rupanya.
Kemarin Rabu 17 Maret, saya mendengar sebuah sitem informasi  yang bergerak di bidang kesehatan. Sistem tersebut di implementasikan di sebuah prakter dokter umum di kota Yogyakarta. Dokter yang seharusnya dengan teliti memeriksa semua detil keluhan pasiennya dengan seksama. Namun tidak demikian dengan dokter yang menggunakan system tersebut. Tanpa pemeriksaan dan hanya menanyakan keluhan sang pasien saja, serta bermodal keybord, mouse, dan computer diagnose penyakit serta obat telah muncul dengan seketika.
Denag servis yang sangat jauh beda dengan dokter ummum lain. Namun kita harus merogoh kocek yang sama dalam dengan praktel lain yang memberikan pelayanan tradisionalnya yang lebih terasa kekeluargaan. Namun apakah output yang dihasilkan system tersebut dapat terpercaya dan sama dengan yang dirasakan oleh pasien karena mungkin pasien itu sendiri masih bingung dengan apa yang ia rasakan. Hanya dengan bermodal system informasi tersebut maka kesalahan diagnosa akan bertambah besar. Yang tentunya akan menyebabkan banyak masalah lain bagi si pasien
Dilihat dari sisi Dokter hal ini sangat lah membantu, tentunya dalam masalah pelayanan yang lebih cepat, makin cepat maka makin banyak lah uang yang masuk ke kantong. Tapi bagaimana dari segi pasien, sampai saat ini saya belum menemukan keuntungannya. Mungkin anda tau !!!!!